14 November 2008

Dosen kita dan internet

Universitas Indonusa Esa Unggul mempunyai banyak situs, ada situs kampus, hybrid learning, perpustakaan online, pendaftaran online, indonusa hibryd, forum indonusa, dan komunitas indonusa. Unit-unit akademik juga mempunyai situs tersendiri, seperti situs Fakultas Fisioterapi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Komputer, Kampus Depok, Program Internasional dan Program Pasca Sarjana. alam waktu dekat, akan segera menyusul pembuatan situs untuk fakultas-fakultas lainnya, seperti fakultas ekonomi, fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan sebagainya. Namun sayang, situs-situs yang tersedia tersebut belum cukup memadai isinya.

Banyak faktor yang menyebabkan situs-situs tersebut belum tampil seperti yang diharapkan. Salah satu faktor yang penting adalah partisipasi dosen sebagai kontributor untuk mengisi situs-situs tersebut. Sebagai contoh adalah partisipasi dosen dalam situs hybrid learning.

Banyak dosen yang belum menggunakan situs hybrid learning sebagai wahana untuk menuangkan materi pembelajaran yang akan diajarkannya. Materi-materi berupa bahan presentasi saja banyak yang belum membuatnya secara lengkap. Akibatnya bahan presentasi tersebut tidak dapat dipergunakan dalam perkuliahan di kelas. Bahan presentasi yang lengkap juga banyak yang dibuat tidak sesuai dengan standar minimal, misalnya dalam bentuk tulisan panjang lebar dengan huruf kecil-kecil. Akibatnya, bahan presentasi tersebut sekedar menjadi bahan pajangan, sekedar memenuhi syarat untuk mendapatkan honor mengajar, karena tidak mungkin dapat disajikan dalam bentuk presentasi.

Dari sisi ketersediaan, bahan presentasi yang ada belum memadai jumlahnya. Belum lagi bicara kualitas isinya. Dari sisi format saja, banyak bahan presentasi yang tidak jelas topik atau pokok bahasannya. Ada tulisan demi tulisan yang penyajiannya tidak jelas mana pokok mana rinciannya. Ada pula bahan presentasi yang sekedar menampilkan gambar tanpa keterangan apa-apa. Dari aspek substansi, rasanya belum pernah dilakukan penilaian, apakah substansi bahan presentasi tersebut sesuai dengan silabus ataukah tidak, apakah bahannya up to date ataukah ketinggalan jaman dan sebagainya.

Hal yang sama terjadi pada penyajian lembar kerja untuk kegiatan praktikum. Materi belajar yang disajikan tidak pas untuk mendukung proses pembelajaran dalam bentuk praktik. Format lembar praktik yang dibuat tidak memadai, apalagi soal substansinya. Salah satu poin penting yang seharusnya disajikan dalam lembar praktik adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran, disamping bahan pengayaan yang digunakan sebagai bekal untuk dapat melakukan prses pembelajaran dalam bentuk praktik secara efektif dan efisien.

Kontribusi lainnya yang belum memadai adalah penyajian materi pembelajaran sebagai bahan pengayaan, baik dalam bentuk makalah, modul, cuplikan bahan referensi, alamat situs yang terkait dengan bahan presentasi, dan sebagainya. Lebih parah lagi adalah, para dosen banyak yang belum memanfaatkan sarana blog yang tersedia untuk menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk opini, memakai forum diskusi untuk meningkarkan pencapaikan tujuan pembelajaran, memberikan tugas melalui hybrid learning sehingga memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya, dan sebagainya.

Pertanyaannya, mengapa demikian????
Asumsi pertama adalah banyak dosen kita yang gaptek, kurang faham dengan teknologi komunikasi dan informasi sehingga untuk mengakses ke sebuah situs saja banyak mengalami kegagalan. Disamping ada bebearapa dosen yang kelewat maju, sehingga menggunakan teknlogi yang tidak dapat difasilitasi oleh situs hybrid learning yang tersedia saat ini, misalnya menggunakan open office, file audio, file video dan sebagainya.

Dugaan lainnya adalah kurangnya kemauan untuk memberikan yang terbaik kepada mahasiswa dan kampus. Dalam beberapa kasus, seorang dosen sebenarnya mempunyai materi pembelajaran yang lengkap, baik dalam bentuk bahan presentasi, makalah ataupun bahan-bahan belajar lainnya. Namun karena merasa bahwa semua karya itu adalah kekayaan pribadinya, maka dia tidak rela memberikannya kepada pihak lain, karena tidak mau karyanya dicontoh, tidak mau ilmunya diamalkan oleh orang lain, merasa bahka karyanya tidak mendapatkan penghargaan yang sepadan dan sebagainya.

Ataukah ada alasan lain????
Silahkan para pembaca dapat memberikan komentar di bawah tulisan ini atau kirim tulisan yang lebih panjang via email : moderator.forumindonusa@yahoo.com atau sampaikan nama email anda ke moderator bila anda ingin menulisnya secara langsung.

Tidak ada komentar: